MENETAPKAN MISI PERUSAHAAN
I. APA YANG
DIMAKSUD DENGAN MISI PERUSAHAAN
Apakah suatu perusahaan
sedang mengembangkan bisnis baru atau sedang merumuskan kembali arah bagi
bisnisnya yang sudah berjalan, perusahaan ini harus menetapkan tujuan dan
filosofi dasar yang akan menentukan bentuk sosok strategiknya (strategic
posture). Tujuan mendasar (fundamental purpose) yang membedakan
suatu perusahaan dari perusahaan – perusahaan lain yang sejenis dan yang
menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar didefenisikan
sebagai misi perusahaan (company mission).
II. KEBUTUHAN AKAN
MISI YANG EKSPLISIT
Tidak ada pihak luar yang mengharuskan
perusahaan menetapkan misinya, dan proses menetapkan misi ini sangat menyita
waktu dan menjemukan. Apalagi, misi ini mengandung rumusan sasaran dan strategi
yang bersifat umum dan tidak spesifik.Dari sifatnya, misi hanyalah merupakan
pernyataan tentang sikap, pandangan, dan orientasi yang bersifat umum, bukan
target yang dapat diukur. Kalau demikian, apa yang ingin dicapai dari
pernyataan seperti itu? Menurut King dan Cleland, sasaran dan misi perusahaan
adalah :
ü Memastikan kesamaan tujuan (purpose)
dalam organisasi.
ü Menjadikan landasan untuk memotivasi
pemanfaatan sumber daya organisasi.
ü Mengembangkan landasan, atau standar,
untuk pengalokasian sumber daya organisasi.
ü Menetapkan warna umum iklan organisasi
; misalnya, mengisyaratkan operasi yang bersifat bisnis (businesslike
operation).
ü Berfungsi sebagai titik focus bagi
mereka yang sepakat dengan tujuan umum (purpose) dan arah
organisasi dan menghalangi mereka yang tidak sepakat dengan itu agar tidak lagi
melibatkan diri dengan kegiatan – kegiatan organisasi.
ü Memudahkan penerjemahan sasaran dan
tujuan ke dalam suatu struktur kerja yang mencakup penetapan tugas kepada
elemen – elemen yang bertanggung jawab dalam organisasi.
ü Menegaskan tujuan umum (purpose)
organisasi dan perwujudan tujuan – tujuan umum ini menjadi tujuan yang lebih
spesifik sedemikian sehingga parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat
ditetapkan dan dikendalikan.
III. MERUMUSKAN MISI
Proses menetapkan misi
perusahaan untuk suatu bisnis tertentu barangkali dapat lebih mudah dipahami
dengan membayangkan bisnis ini pada saat kelahirannya. Biasanya suatu bisnis
atau usaha dimulai dengan keyakinan, keinginan, dan aspirasi satu orang
wirausaha. Misi dari saeorang manajer pemilik seperti itu biasanya didasarkan
pada keyakinan dasar berikut :
ü Produk atau jasa yang disediakan usaha
ini dapat memberikan manfaat yang setidak – tidaknya sama dengan harganya.
ü Produk atau jasa ini dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan di segmen pasar tertentu yang pada saat ini belum dipenuhi
secara memadai.
ü Teknologi yang digunakan dalam produksi
akan menghasilkan produk atau jasa yang biaya dan kualitasnya bersaing.
ü Dengan kerja keras dan dukungan pihak –
pihak lain, bisnis tidak saja dapat bertahan melainkan juga tumbuh dan
memberikan keuntungan.
ü Filosofi manajemen dari bisnis ini akan
menghasilkan citra yang baik di mata publik dan akan memberikan imbalan
keuangan dan psikologis bagi mereka yang bersedia menginvestasikan tenaga dan
dana dalam membantu bisnis untuk berhasil.
ü Konsep diri wirausaha dari bisnis ini
dapat dikomunikasikan kepada, dan diterapkan oleh, para karyawan dan pemegang
saham.
Bila usaha berkembang atau dipaksa oleh
desakan persaingan untuk mengubah produk pasar teknologinya, misi perusahaan
mungkin perlu ditetapkan kembali. Jika demikian, rumusan misi yang di revisi
akan mengandung komponen yang sama dengan semula. Rumusan ini akan menyatakan
jenis dasar produk atau jasa yang ditawarkan, pasar atau kelompok pelanggan
utama yang akan dilayani, teknologi yang akan digunakan dalam produksi atau
penyampaian produk atau jasa ; keinginan mendasar perusahaan akan kelangsungan
hidup melalui pertumbuhan dan profitabilitas ; filosofi manajerial perusahaan ;
citra publik yang diharapkan perusahaan ; serta konsep diri (self concept)
yang harus dimiliki semua yang berafiliasi dengan perusahaan.
IV. TUJUAN PERUSAHAAN :
KELANGSUNGANHIDUP, PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS.
Tiga tujuan ekonomis memedomani strategi dari hampir semua organisasi bisinis.
Tiga tujuan ekonomis memedomani strategi dari hampir semua organisasi bisinis.
Apakah
menyebutnya secara jelas atau tidak, rumusan misi mencerminkan keinginan
perusahaan untuk memastikan kelangsunganhidup (survival)melaluipertumbuhan (growth)dan profitabilitas (profitability).
Perusahaan yang tidak mampu bertahan
hidup akan tidak mampu memenuhi harapan pihak – pihak yang berkepentingan.
Sayangnya, tujuan kelangsungan hidup, seperti halnya tujuan pertumbuhan dan
profitabilitas, sering kali dianggap sudah demikian semestinya demikian
sehingga sampai batas tertentu dilupakan sebagai kriteria pokok dalam
pengambilan keputusan strategik.Bila ini terjadi, perusahaan hanya
memperhatikan tujuan jangka pendek dengan mengorbankan pencapaian tujuan janka
panjang.Nafsu untuk mendapatkan keuntungan seketika dapat membuat perusahaan
mengabaikan dampak jangka panjang terhadap perusahaan.Sangat sering, akibatnya
adalah kegagalan ekonomis dalam waktu singkat karena tidak adanya sinerji
sumber daya dan tindakan bisnis yang tepat.Sebagai contoh, Consolidated Foods,
produsen minuman ringan Shasta dan kaus kaki L’eggs, mengejar pertumbuhan
melalui akuisisi usaha – usaha yang murah.Tetapi pola penjualan yang tidak
menentu dari usaha – usaha yang beragam ini memaksa perusahaan mendivestasi
lebih dari empat lusin usahanya. Proses ini membebani Consolidated Foods jutaan
dollar dan menghambat pertumbuhannya.
Profitabilitas adalah
tujuan utama suatu organisasi bisnis.Apapun ukuran atau defenisi laba yang
digunakan, laba dalam kurun waktu panjang merupakan indicator paling jelas
untuk kemampuan perusahaan menentukan tuntutan dan keinginan para karyawan dan
pemegang saham.Kata kunci disini adalah “kurun waktu yang panjang.” Jelas,
melandaskan keputusan pada pertimbangan profitabilitas jangak pendek akan
mengakibatkan myopia strategik. Mengabaikan kepentingan pelanggan, pemasok,
kreditor, ekologis, dan lembaga – lembaga pembuat peraturan, mungkin dapat
memberikan keuntungan jangka pendek, tetapi perlahan – perlahan, konsekuensinya
akan sangat merugikan.
V. FILOSOFI PERUSAHAAN
Rumusan filosofi
perusahaan, seringkali disebut kredo perusahaan (company
creed), biasanya menyertai atau tercantum dalam rumusan misi.Pernyataan ini
mencerminkan atau menjelaskan keyakinan dasar, nilai, aspirasi, dan prioritas
filosofis yang menjadikan komitmen para pengambil keputusan strategic dalam
memanajemeni perusahaan. Untunglah filosofi satu perusahaan tidak banyak
berbeda dengan filosofi perusahaan lain. Para pemilik dan manajer secara
implisit menerima pedoman perilaku yang tidak tertulis tetapi berlaku umum yang
mengarahkan tindak – tanduk bisnis dan memungkinkan mereka mengatur diri
sendiri secara cukup leluasa.Sayangnya, rumusan filosofi perusahaan seringkali
begitu miripnya dan begitu menjemukan sehingga lebih mirip dengan makalah untuk
kepentingan humas ketimbang komitmen kepada nilai – nilai yang mereka anut.
Terlepas dari kemiripan rumusan ini,
niat baik dari para manajer strategik untuk mengembangkannya tidak layak
disambut secara sinis.Para eksekutif perusahaan berusaha memberikan gambaran
yang distinktif dan akurat mengenai wawasan manajerial perusahaan.Salah satu
rumusan filosofi perusahaan ini adalah yang dibuat oleh Dayton – Hudson –
Corporation.Seperti yang ditunjukkan oleh strategi dalam tindakan 2 – 3, dewan
redaksi dan eksekutif Dayton – Hudson telah menetapkan arah yang sangat jelas
bagi pengambilan keputusan dan tindakan perusahaan.
Barangkali yang paling menarik dalam
pernyataan Dayton – Hudson adalah gambaran tanggung jawab di tingkat korporasi
dan bisnis.Dalam banyak hal, rumusan ini dapat berfungsi sebagai prototype
untuk ancangan manajemen strategik tiga lapis.Ancangan ini menyiratkan bahwa
rumusan misi harus menyebutkan masalah – masalah strategik tingkat korporasi,
bisnis, dan fungsional dari organisasi. Filosofi manajemen Dayton – Hudson
melakukan hal ini dengan menyeimbangkan otonomi dan fleksibilitas operasi di
satu pihak dengan masukan dan arahan dari korporasi di pihak lain.
Strategi dalam tindakan 2 – 4
memberikan contoh mengenai bagaimana General Motors menggunakan rumusan
filosofi perusahaan untuk menegaskan prinsip – prinsip lingkungannya.Strategi
dalam tindakan 2 – 5 menguraikan perubahan filosofi korporasi yang memungkinkan
anak usaha Johnson & Johnson melakukan pembenahan organisasi.
VI. KONSEP DIRI PERUSAHAAN
Faktor penentu utama bagi
sukes suatu perusahaan adalah sejauh mana perusahaan dapat mengaitkan dirinya
secara fungsional dengan lingkungan luarnya (ekstern).Untuk mendapatkan
tempat yang layak dalam situasi persaingan, perusahaan harus secara realistik
mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya. Pemikiran ini bahwa perusahaan harus
mengenali dirinya sendiri, merupakan inti dari konsep diri perusahaan (company
self – concept). Pemikiran ini tidak bisa diintegrasikan dalam teori
manajemen strategik ; tetapi pentingnya konsep bagi perorangan sudah disadari
sejak zaman dahulu. Seperti yang ditulis oleh seorang pakar “ Manusia telah
berjuang untuk memahami dirinya sendiri, karena pemikirannya tentang dirinya
sendiri akan mempengaruhi apa yang akan dilakukannya dan apa yang diharapkannya
dari hidup ini. Mengenal identitasnya menghubungkan dirinya baik dengan masa
lalunya maupun dengan potensi masa depannya.”
Baik individu maupun perusahaan sangat
perlu memahami diri mereka sendiri. Kemampuan untuk bertahan hidup dalam
lingkungan yang dinamik dan penuh persaingan akan sangat terkendala jika mereka
tidak memahami dampak mereka terhadap pihak lain atau dampak pihak lain
terhadap mereka. Karenanya, dalam pengertian tertentu, perusahaan memiliki
kepribadian sendiri.Banyak diantara pelaku dalam perusahaan ditetapkan secara
organisatoris, artinya perusahaan mengikuti tindakan para anggotanya secara
berbeda dengan interaksi individual.Jadi, perusahaan merupakan badan atau
kesatuan yang kepribadiannya melampaui kepribadian para anggotanya.Dengan
demikian, perusahaan dapat menetapkan parameter pengambilan keputusan
berdasarkan tujuan yang berbeda dari tujuan para anggotanya.Pertimbangan
organisasional ini mempunyai pengaruh luas.
Organisasi memiliki kebijakan,
memanfaatkan atau tidak memanfaatkan kekerasan, dan menyambut anda dengan
senyum atau tidak.Mereka juga membuat barang, mematuhi kebijakan dan melindungi
masyarakat.Ini adalah tindak – tanduk organisasi menyangkut sifat organisasi,
bukan individu. Tindakan ini dilaksanakan oleh individu, bahkan dalam hal surat
yang dihasilkan komputer, programnya dibuat oleh orang (individu) tetapi asal
mula tindakan ini tetap ada pada organisasi.
Karakteristik konsep diri korporasi
dapat diringkas sebagai berikut :
·
Konsep
diri didasarkan pada persepsi manajemen mengenai bagaimana pihak lain
(masyarakat) akan bereaksi terhadap perusahaan.
·
Konsep
diri mengarahkan perilaku karyawan yang bekerja di perusahaan.
·
Konsep
diri sebagian ditentukan oleh reaksi pihak lain terhadap perusahaan.
·
Konsep
diri terkandung dalam rumusan misi yang dikomunikasikan kepada orang – orang di
dalam dan di luar perusahaan.